Icon Moon Batman Begins - Diagonal Resize 2

Sabtu, 22 November 2014

Pencak Silat Persinas ASAD


Seni, Jurus, dan Silsilah Persinas ASAD


Menghindari berita atau cerita yang simpang siur mengenai apa dan bagaimana sebenarnya asal muasal kaidah seni, jurus, dan silsilah ilmu Persinas ASAD, maka kami akan sedikit memaparkannya dalam blog ini.
Persinas ASAD merupakan perguruan silat yang dilatarbelakangi oleh beberapa aliran silat di Indonesia, diantaranya adalah:
1. Aliran Cimande, yang berjuluk Cimande Tari Kolot
Aliran silat yang berasal dari tanah Pasundan ini diadopsi oleh Persinas ASAD untuk memperkaya khasanah seni pencak silat di dalamnya. Adapun Persinas ASAD memperoleh ilmu seni beladiri ini dari proses berguru kepada Bapak H. Rachmat Ace Sutisna.
2. Aliran Silat Karawang, yang berjuluk Singa Mogok
Silat asal Karawang – Jawa Barat ini diperoleh dari proses berguru langsung kepada Bapak H. Sulaiman. Tidak banyak diketahui mengenai silsilah ilmu beladiri ini secara lengkap dan jelas.
3. Aliran Silat Indramayu
Silat Indramayu ini pun diperoleh dari proses berguru langsung kepada guru besarnya, yakni Bapak Ahmad. Namun sama halnya dengan Silat Karawang Singa Mogok, kami pun tidak mengetahui secara pasti runutan silsilah beladiri ini.
Untuk menciptakan kaidah seni dan jurus yang baku saat ini, maka dewan guru/pelatih Persinas ASAD meramu atau merumuskan dari apa yang mereka peroleh. Adapun cabang ilmu pencak silat yang berhasil dikumpulkan dan dikolaborasi, dimana selanjutnya menjadi bahan dasar terbentuknya kaidah seni dan jurus Persinas ASAD yang saat ini telah baku, adalah sebagai berikut:
CIMANDE TARI KOLOT (BOGOR)
1. Kelid Duduk (33 jurus)
2. Kelid Berdiri (33 jurus)
3. Pepedangan (17 jurus)
4. Gerakan Seni / Kembangan:
4.1 Tepak Satu;
selancar hiburan/atraksi (angka 8) dan selancar massal.
4.2 Tepak Dua
4.3 Tepak Tiga / Tilu
SILAT KARAWANG SINGA MOGOK (7 jurus)
SILAT INDRAMAYU (9 jurus)
Alhamdulillaah, dari alur silsilah para dewan guru/pelatih Persinas ASAD yang merujuk pada Silat Cimande Tari Kolot ini, menjadikan Persinas ASAD diakui pula sebagai salah satu anggota aliran silat Cimande Tari Kolot – Bogor, dengan urutan silsilah ilmu yang ke-sembilan, sebagai berikut:
  1. Eyang Buyut, sebagai pencipta awal aliran pencak silat Cimande
  2. Diturunkan kepada Eyang Rangga dan Eyang Khoir
  3. Diturunkan dari Eyang Rangga kepada M. Ace Laseha dan M. Karta Singa
  4. Diturunkan dari M. Ace Laseha kepada salah satu anaknya, yakni M. Abdul Somad
  5. Diturunkan dari M. Abdul Somad kepada H. Idris
  6. Diturunkan dari H. Idris kepada Ibu Dedeng Kurnia
  7. Diturunkan dari Ibu Dedeng Kurnia kepada putranya, yakni Bp. Rachmat Ace Sutisna, yang juga menjabat sebagai Ketua Silat Cimande Tari Kolot, Bogor – Jawa Barat
  8. Diturunkan dari Bp. Rachmat Ace Sutisna kepada 8 orang guru/pelatih di jajaran PB Persinas ASAD. Mereka adalah: Agung Sujatmiko, Supriyatna, Ahmad Bachtiar Mukti, Susilo Edi, Sulthon Aulia, Poyo Wiyanto, Yusuf Wibisono, dan Antong Samijo.


ARTI DAN MAKNA LAMBANG

Arti dan makna Lambang Berdasarkan Lampiran No.1 P.O. No.31/Kep/Pengnas-ASAD/X/99 Tanggal 20 Oktober 1999.Lambang Perguruan Silat Nasional ASAD

1. Pedang bermata dua berarti ilmu dunia dan akhirat yang selalu diasah untuk menjaga ketajamannya;

2. Pedang berdiri tegak menembus lngkaran merah putih menunjukan tekad yang kuat untuk memasyarakatkan ilmu seni beladiri Persinas ASAD ke mancanegara;
3. Mata anak panah menunjukan kecepatan dan ketepatan dalam bertindak;
4. Rantai lingkaran bermata lima bermakna keanekaragaman suku bangsa yang berasaskan pancasila;
5. Lingkaran ada 8 (delapan), lima dalam rantai diatas warna dasar putih, satu lingkaran hitam mengelilingi warna dasar putih, dua lingkaran lagi yang menutup lambang, biji kapas ada 17 butir dan padi ada 45 butir, menunjukkan proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945;
6. Padi dan kapas menunjukkan kesejahteraan; 
7. Lingkaran hitam melambangkan satu ikatan persaudaraan yang teguh;
8. Lingkaran luar warna merah bermakna fungsi Persinas ASAD sebagai pelindung Ibu Pertiwi Indonesia;
9. Tulisan PERSINAS ASAD berarti Perguruan Silat Nasional yang Ampuh, Sehat, Aman dan Damai;
10. Warna Hitam melambangkan keteguhan hati, sabar, tabah, tangguh serta tak pandang bulu;
11. Warna Kuning melambangkan keluhuran budi pekerti dan keagungan jiwa;
12. Warna Hijau melambangkan kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan;
13. Warna Merah dan Putih merupakan lambang Bangsa Indonesia;
14. Warna Merah melambangkan keberanian dalam membela kebenaran;
15. Warna Putih melambangkan kesucian hati, ridlo dan tulus ikhlas.


Senin, 22 September 2014

BELA DIRI PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA BUDI

pencak silat persaudaraan setia budhi

sejarah singkat setia budhi........
Anggota Setia Budhi dimanapun kalian berada, perlu kalian ketahui bahwa perguruan kita berasal dari china yaitu aliran kungfu, yang dibawa dan dikembangkan didaerah jawa tengah yaitu dicilacap oleh seorang perantau yang bernama pa lim, perguruan ini sudah sangat tua sekali kemungkinan sekitar tahun 1945 dizaman proklamasi kemerdekaan telah didirikan perguruan ini kemudian diberi nama Pencak Silat Setia Budhi. setelah berkembang perguruan ini mempunyai murid yang cukup untuk digembleng demi memperjuangkan bangsa dan membela negara, kemudian setelah berlatih dari tahun ketahun akhirnya ada beberapa murid yang cerdas dan cekatan dalam permainan baik dari segi seni maupun tarung yaitu salah satunya adalah bapak soekarman, beliaulah membawa perguruan setia budhi ini yang menamakan atas IPSI disukamara ini namun meskipun sudah dimasukan keanggota IPSI perguruan ini tidak diakui oleh IPSI disukamara dikarenakan banyak berbagai hal, tetapi walaupun perguruan ini tidak masuk dalam kategori IPSI disukamara yang penting perguruan ini mencetak murid yang mempunyai motto yaitu kuat, optimis dan berakhlakul karimah tujuanku, itulah tujuan dari perguruan ini. tetapi perguruan ini pecah menjadi 2 perguruan yaitu perguruan garuda emas dan setia budhi. dan pak karman inilah yang masih membawa dan memakai nama perguruan setia budhi. beliau membawa perguruan ini sekitar tahun 70-an. perguruan silat yang paling tua disukamara ini adalah Pencak Silat Setia Budhi, kemudian pada tahun 2000 perguruan ini mulai vakum diakibatkan pelatih banyak kesibukan dan murid dari setia budhi pun banyak yang melanjutkan kuliah diperguruan tinggi, dan alhamdulillah pada tahun 2005 perguruan ini mulai bangkit dan berkembang sampai sekarang yaitu bekerjasama dengan Madrasah Aliyah Negeri Sukamara pada waktu dulu masih Madrasah Aliyah Darul Arqam Sukamara. itulah sejarah yang harus kita ketahui. perlu anggota ketahui juga bahwa perguruan ini telah digabungkan berbagai perguruan yaitu, cikalong, cimande, dll. kalau mau lebih dalam lagi dengan perguruan ini langsung aza hubungi guru besar kita bapak soekarman alamatnya Gg. Kamboja atau dibelakang MTsN Sukamara, ingat motto kita Satukan tekat, kuatkan semangat, optimis dan berakhlakul karimah adalah cerminku

MAKNA LAMBANG PENCAK SILAT SETIA BUDI

PENCAK berasal dari kosa kata masyarakat dengan kultur/budaya Jawa, sedang kan SILATada yang mengatakan berasal dari kata SILEK yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau (Sumatera Barat) Pencak Silat adalah nasionalisasi frasa yang merujuk pada teknik dan seni bela diri asli Indonesia, sedangkan beberapa daerah di Indonesia memiliki sebutan sendiri untuk penamaan seni bela dirinya. Masyarakat Jawa Barat (Sunda/Pasundan) menyebut nya MAENPO, masyarakat Betawi menamakan MAEN PUKULAN, di masyarakat Minang dikenal sengan SILEK sebagai mana disebut di atas, dan Pencak dikalangan masyarakat dengan kultur Jawa.
Keris merupakan peninggalan nenek moyang bahwa silat merupakan warisan. kemudian lambang lingkaran lima menandakan bahwa semua perguruan harus bersatu menjadi saudara.Setia Budhi mengandung 2 unsur yaitu setia berarti menunjukan seorang murid tidak berpaling apa yang sudah diajarkan guru sedangkan budhi artinya seorang murid harus mempunyai sikap berbudi pekerti yang luhur dimanapun dia berada.lambang sayap garuda memiliki 10 sayap artinya selalu menebarkan kebaikan dan mempunyai wawasan yang sangat luas. dan telapak tangan 4 jari bahwa kita memiliki 4 unsur yaitu air, api, udara dan tanah.



Selasa, 09 September 2014

BELA DIRI PENCAK SILAT KERA SAKTI



SEJARAH IKS PI KERA SAKTI

Perguruan IKS PI Kera Sakti yang berpusat di Madiun Jawa Timur ini merupakan perguruan beladiri beraliran kung fu untuk gerakan beladirinya tetapi untuk kerohaniannya lebih cenderung ke Banten dan ulama Jawa. Berdiri pada tanggal 15 Januari 1980 di Jl. Merpati No. 45, Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Mangunharjo, Kodya Madiun oleh bapak R Totong Kiemdarto dengan gerakan beladiri kung fu aliran utara dan selatan yang dipelajarinya dari pendekar aliran kung fu China yang ada di Indonesia.

Adapun nama dari perguruan ini semula adalah
IKS PI (Ikatan Keluarga Silat "Putra Indonesia) tetapi ketika perguruan mulai berkembang diberi nama tambahan "Kera Sakti" dibelakangnya. Hal ini adalah karena masyarakat maupun murid-murid perguruan ini lebih mengenal nama jurus perguruan yaitu teknik jurus keranya daripada nama asli perguruan. Untuk itu selanjutnya dalam memudahkan pencarian identitas perguruan sekaligus secara tidak langsung menambah wibawa nama perguruan maka disebutlah IKS PI Kera Sakti.

Bapak Totong Kiemdarto lahir pada tanggal 20 Oktober 1953 di Madiun. Sebagai pendiri sekaligus guru besarnya, ia mengajarkan pelajaran silat monyet dan kerohanian untuk memantapkan fisik dan iman siswa dan siswi yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yang sehat lahir maupun batin dan berjiwa pancasila.

Pada mulanya perguruan ini hanya dikenal di lingkungan masyarakat desa Nambangan Lor saja tetapi pada sekitar 1983 beberapa murid angkatan I dan II mulaimengembangkan ajaran perguruan di beberapa tempat, yaitu SMAN 3 Madiun, Lanuma Iswahyudi dan Dempel. Baru kemudian menyusul berkembang ditempat lain yang tidak saja di wilayah eks Karesidenan Madiun tetapi juga diluar Madiun.

Didalam metode latihan IKS PI Kera Sakti terdapat 5 tahapan penting untuk mencapai tingkatan tertinggi,yaitu:
  1. Tingkat dasar I sabuk hitam dengan lama latihan 6 bulan;
  2. Tingkat dasar II sabuk kuning sengan lama latihan 6 bulan;
  3. Warga tingkat I sabuk biru dengan lana latihan 1 tahun;
  4. Warga tingkat II sabuk merah;
  5. Warga tingkat III sabuk merah strip emas.

I. Tingkat Dasar I Sabuk Hitam
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar I harus melewati 3 tahapan penting di dalam latihan, yaitu:
  1. tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar prguruan);
  2. tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
  3. tingkatan akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke tingkat dasar II).
Materi yang diberikan pada tingkat dasar I sabuk hitam antara lain teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan Chi Kung serta teknik dasar pengembangan jurus.

II. Tingkat Dasar II Sabuk Kuning
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar II harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
  1. tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar lanjutan perguruan);
  2. tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
  3. tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat I.
Materi yang diberikan adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan serta teknik dasar pengembangan jurus.

III. Warga Tingkat I Sabuk Biru
Warga tingkat I harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
  1. tingkatan awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan perguruan yang lebih rumit);
  2. tingkkatan menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan kombinasi);
  3. tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat II.
Materi yang diberikan pada Warga tingkat I Sabuk Biru adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan, teknik dasar pengembangan jurus.

IV. Warga Tingkat II Sabuk Merah
Untuk latihan bagi warga tingkat II lebih banyak mengacu pada pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Sedangkan untuk materi yang diberikan pada warga tingkat II ini hanya boleh diketahui oleh warga tingkat II keatas dan tidak dapat disebarkan kepada umum alias dirahasiakan.

V. Warga Tingkat III Sabuk Merah Strip Emas
Untuk latihan bagi warga tingkat III lebih banyak mengacu pada pemantapan dari pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Seperti halnya materi pada warga tingkat II, materi tingkat ini juga dirahasiakan.


MAKNA LAMBANG
PERGURUAN IKS.PI KERA SAKTI


Setiap Perguruan Bela Diri pasti mempunyai LAMBANG DAN TANDA PENGENAL PERGURUAN yang bisebut BADGE, yang umum dipasang pada seragam latihannya serta mempunyai ARTI TERTENTU. Demikian juga dengan Perguruan IKS.PI KERA SAKTI, yang juga memiliki LAMBANG/BADGE PERGURUAN yang memilki kandungan arti sebagai berikut :

Lambang Badge Berbentuk Perisai, melambangkan bahwa ilmu yang diajarkan di Perguruan IKS.PI Kera Sakti hanya untuk melindungi diri (tameng), dan bukan untuk dipakai sewenang-wenang.

Gambar Perisai Dengan Tiga Tingkatan, melambangkan tingkatan yang diajarkan terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu Tingkat I / Warga (Sabuk Biru), Tingkat II / Pendekar (Sabuk Merah) dan Tingkat III / Dewan Guru (Sabuk Merah Strip Kuning Emas).

Gambar Manusia Dibayangi Kera, melambangkan bahwa pelajaran Ilmu Bela Diri yang diajarkan kepada semua anggota Perguruan IKS.PI Kera Sakti adalah menggunakan Jurus atau Gerakan Silat Aliran Kera.

Gambar Lingkaran Berekor / Huruf Q, melambangkan Kekuatan Rohani / bathin / Qontak (tenaga dalam) serta melambangkan hubungan antara Warga IKS.PI Kera Sakti dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Warna Merah, melambangkan hati yang teguh pendirian, kokoh, sifat dan sikap berani dan pantang menyerah.

Warna Kuning, melambangkan kepandaian dan kelincahan.

Warna Hitam, melambangkan kekuatan tubuh/fhysik (kekuatan lahir).

 Warna Putih, melambangkan keluhuran budi pekerti dan kesucian hati.



Sabtu, 06 September 2014

BELA DIRI PENCAK SILAT CEMPAKA PUTIH


. Sejarah Berdirinya Pencak Silat Cempaka Putih

 

 

 

A. WARISAN NENEK MOYANG

Pencak silat merupakan kebudayaan yang tumbuh dan digali oleh nenek moyang Bangsa Indonesia dan diwariskan kepada anak cucu melalui proses panjang secara turun-temurun dan mengandung nilai-nilai budaya, Tradisi atau adat sakral. Dimana pencak silat di dalamnya terkandung unsure olah raga, beladiri dan seni serta tersimpan pula ilmu-ilmu lahir maupun batin. Konon pada zaman kerajaan tempo dahulu, pencak silat merupakan silat yang ampuh bagi tentara kerajaan untuk membela diri dan mempertahankan kedaulatan kerajaan. Adapun pencak silat dapat diartikan= “ ngepenke kawikcasanaan” (mengutamakan kebijaksanaan) SILAT= “ sinau” (belajar) “ilmu” “laku” (kegiatan) “amanah” “Tuhan”(allah).


B. BAPAK WAGIMAN.

Bapak Wagiman, beliau dilahirkan di kota Magetan pada tanggal 31 januari 1944. pada tahun 1966 adalah masa peralihan zaman orde lama ke zaman orde baru di Negara Indonesia. Dengan penuh tantangan dan kendala Bp. Wagiman pada masa itu mulai merintis dan menata kesinambungan budaya pencak silat yang telah diwarisinya.
Pada saat itu di kabupaten Magetan masa kekosongan Organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Jadi Organisasi Pencak Silat yang berada di kabupaten Magetan pada waktu itu masih berdiri sendiri tanpa induk organisasi IPSI. Pada tahun 1969, atas nama komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Cabang Magetan menunjuk dan mengangkat Bp. Wagiman menjadi ketua IPSI cabang Magetan pada kurun waktu tahun 1969 sampai tahun 1971. pada masa inilah Bp. Wagiman mulai aktif menggerakkan kegiatan IPSI, untuk mengisi kekosongan aktifitas IPSI cab. Magetan. Tepatnya pada tanggal 1 april 1971, secara resmi digiatkannya olah raga bela diri pencak silat yang mendapat rekomendasi dan ijin dari kepala Kepolisian Resort 1054 Magetan dan Komandan KODIM 0804 Magetan, yang akhirnya ini merupakan cikal bakal berdirinya organisasi olah raga bela diri pencak silat cempaka putih.
Tepatnya pada tanggal 18 juli 1974 dengan diberi nama Organisasi Olah Raga Bela Diri Cempaka Putih secara resmi didirikan oleh Bapak Wagiman. Kemudian diakui dan terdaftar pada IPSI cab. Magetan dengan surat keputusan No. 3/6/IPSI/74 kemudian dinyatakan sebagai pusat induk Organisasi Olah Raga Pencak Silat Cempaka Putih berada di Magetan Provinsi Jawa Timur.
Di dalam mendirikan Organisasi Olah Raga Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih, Bapak Wagiman mendapat dukungan dari para pendekarnya antara lain:
1.Kol. Pol. Drs. Cuk sugiarto, MA.
2.Letkol Pol. Drs. Pranowo
3.Kapten Inf. Purn. Ngadeni
4.Lettu Pol. Sukar H.W
5.Lettu Pol. Puguh
6.Peltu Pol. Purn. Masdar
7.Peltu Pol. Purn. Mulyono H.S
8.H. Soemarmo
9.Purdjito
10.Ahmad Nidom
11.Maelan
12.Kusnidi
Didalam pengembangan telah disiapkan pula para pelatih yang handal antara lain:
1.Drs. Kusdi
2.Sugeng Haryono
3.Syukurno
4.Suprapto
5.Totok Suprapto
Dengan modal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Olah Raga Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih dan dengan landasan spiritual: ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, landasan moral: pancasila, serta landasan operasional : panca setia cempaka putih, dengan semboyan WIRO YUDHO WICAKSONO dan lambing bunga cempaka berwarna putih berdiri dengan kokoh dan mekar berkembang di seluruh wilayah persada nusantara
Di dalam pengembangannya Organisasi Olah Raga Bela Diri Cempaka Putih berpedoman pada ajaran-ajaran dan kaidah-kaidah pencak silat, serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang serba maju dan modern.
Dengan bekal ilmu lahir maupun batin yang dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk bahan pendidikan dan pembinaan yang meliputi:
Ilmu Teknik Pencak Silat
Ilmu Tenaga dalam
Ilmu terapi ( penyembuhan )
Ilmu kerohanian
Kini Organisasi Olah Raga Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih telah berkembang pesat dan telah mencetak jutaan pendekar yang terdiri dari tiga tingkatan warga, yaitu:
Tingkat Warga Purwa
Tingkat Warga Madya
Tingkat Warga Wasana

Tingkat Warga Dwija 

 

 

563867-380101592048372-10.jpg

 ARTI DAN MAKNA LAMBANG DALAM LOGO PENCAK SILAT CEMPAKA PUTIH

 

A. Dasar warna
    1. KUNING = Ketuhanan Yang Maha Esa.
    2. Dasar warna MERAH = berani.
    3. Warna kuncup bunga PUTIH = kesucian hati.
B. Warna kelopak bunga
     HIJAU = cinta perdamaian.
C. Rantai PUTIH melingkar = persatuan dan kesatuan.
D. Sabuk PUTIH pengikat rantai = ikatan warga PSCP.
E.  Lima lingkaran yg saling berkaitan = kesatuan olah raga dan menggambarkan:
      -Warna HITAM : tingkat siswa sabuk polos
      -Warna KUNING : tingkat siswa sabuk kuning
      -Warna HIJAU : tingkat siswasabuk hijau
      -Warna BIRU : tingkat siswa sabuk biru
      -Warna PUTIH : tingkat warga purwa
F.   Garis HITAM lingkaran tepi = pengendalian diri.
F.   Kuncup bunga Cempaka Putih=cita2 luhur.
G.  Orang bela diri di tengah2 kuncup bunga Cempaka Putih=membela kebenaran,keadilan & kaum
      lemah.
H.  Lima sudut pd kuncup bunga Cempaka Putih=pengamalan PANCA SETIA PSCP.
I.   Tujuh sudut pd kelopak bunga Cempaka Putih=pengamalan SAPTA PRASETIA PSCP.
J.  Tiga sudut pd tangkai bunga Cempaka Putih=tiga tingkatan warga,yaitu
      -WARGA PURWA,WARGA
      -MADYA 
      -WARGA WASANA

 


Selasa, 02 September 2014

BELA DIRI TAPAK SUCI

Sejarah Tapak Suci

Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872 memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada.
Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :
  • Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
  • M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
  • Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara 
Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.
Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus  mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada  A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.
K. H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.

Kauman, Seranoman dan Kasegu

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan "Kauman", yang beraliranBanjaran.
Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.
M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman".  Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan "Kasegu"
Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.

Lahirnya Tapak Suci

Moh. Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.
Pendekar Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.
Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.
Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci


Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Asyhaduanlaailaaha illallaah,
Wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah.
Radhiitu billaahi robba,
Wa bil Islaami diina,
Wabimmuhammadinnabiyya wa rasuula

 
Ikrar Anggota
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

  1. Setia menjalankan ibadah dengan ikhlas karena Allah semata
  2. Mengabdi kepada Allah, berbakti kepada bangsa dan negara, serta membela keadilan dan kebenaran.
  3. Menjauhkan diri dari segala perangai dan tingkah laku yang tercela.
  4. Mencari perdamaian dan kasih sayang serta menjauhi perselisihan dan permusuhan.
  5. Patuh dan taat kepada peraturan-peraturan serta percaya kepada kebijaksanaan pimpinan.
  6. Dengan IMAN dan AKHLAQ saya menjadi kuat, tanpa IMAN dan AKHLAQ saya menjadi lemah.
          Laa hawla wa laa kuwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim
Arti lambang
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

Bentuk bulat : Bertekad Bulat
Berdasar biru : Keagungan
Bertepi hitam : Kekal dan abadi melambangkan sifat ALLAH SWT
Bungan Mawar : Keharuman
Warna Merah : Keberanian
Daun Kelopak hijau : Kesempurnaan
Bunga Melati Putih : Kesucian
Jumlah Sebelas : Rukun Islam dan rukun Iman
Tangan Kanan Putih : Keutamaan
Terbuka : Kejujuran
Berjari Rapat : Keeratan
Ibu jari tertekuk : Kerendahan Hati
Sinar Matahari Kuning : Putera Muhammadiyah

Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama
"TAPAK SUCI",
yang mengandung arti:

Bertekad bulat mengagungkan asma ALLAH Subhanahuwata’ala, kekal dan abadi.
Dengan keberanian menyerbakkan keharuman dengan sempurna.
Dengan Kesucian menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman.
Mengutamakan keeratan dan kejujuran dengan rendah hati.

BELA DIRI PENCAK SILAT PSHT

                                                    falsafah

                               persaudraan setia hati terate

 berani karna benar takut karn salah, manusia dapat di hancurkan manusia dapat di matikan
 akan tetapi manusia tidak dapat di kalahkan
 selama manusia itu setia pada hatinya sendiri atau masih ber SH pada dirinya sendiri

            Suryodiro joyo ningrat lebur dining pagestuti

            Berbaktilah kepada: 1.tuhan mu

                                               2.ibu dan bapakmu

                                               3.dan gurumu

Manusia dapat dihancurkan
Manusia dapat dimatikan
akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
selama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri
Falsafah Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang tetap bergaung dan berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada “persaudaraan” yang kekal dan abadi.
Adalah Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890. Karena ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia.
Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yang dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar di benteng Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini – red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.
Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara Belanda – karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.
Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang kemudian memberi pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.
Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan “Harta Jaya” semacam perkumpulan koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.
Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yang dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.
Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama “Djojo Gendilo Cipto Mulyo”.
Masuk Sarikat Islam.
Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan beliau bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara penjajah, malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di waktu senggang, ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa Pilangbangau – Kodya Madiun Jawa Timur, kendati tidak berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan.
Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi malah semakin berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari kian bertambah. Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan siasat menghilangkan kata “Pencak” hingga tinggal “SH Sport Club”. Rupanya nasib baik berpihak kepada Ki Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda membiarkan kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini, Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
Ditangkap Belanda.
Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki Hadjar pun kian bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna memperkokoh perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda. Sayang, pada tahun 1925 Belanda mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara Madiun.
Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak. Dengan diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di penjara untuk mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda mencium gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru bisa menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan kembali lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun.
Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan kembali ke kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi. Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya. Memasuki tahun 1942 bertepatan dengan datangnya Jepang ke Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti nama menjadi “SH Terate”. Konon nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan inisiatif dari salah seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah seorang tokoh Indonesia Muda.
Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai berkembang merambah ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Dan jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat telah membawa perubahan besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk bertindak dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta saudara seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm Ki Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH Terate yang semenjak berdirinya berstatus “Perguruan Pencak Silat” dirubah menjadi organisasi “Persaudaraan Setia Hati Terate”. Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya dan Darsono menjadi wakil ketua.
Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka ketuanya diambil alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang tokoh pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah Pusat dan ditetapkan sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan menentang penjajah Belanda.





Panca Dasar PSHT



Ajaran PSHT
Lewat konsep pembelajaran yang terangkum dalam Panca Dasar tersebut PSHT berupaya membimbing warganya untuk memiliki lima watak dasar yaitu : 1. Berbudi luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Pemberani dan tidak takut mati. 3. Berhadapan dengan masalah kecil dan remeh mengalah, baru bertindak jika menghadapi masalah prinsip yang menyangkut harkat dan martabat kemanusiaan. 4. Sederhana. 5. Mamayu Hayuning Bawana (berusaha menjaga kelestarian, kedamaian, dan ketentraman hati).

Melengkapi eksistensi sebagai organisasi cinta perdamaian, PSHT memformat warganya lewat beberapa butir filsafat perjuangan hidup, antara lain: 
1. Sepiro gedhining sengsoro yen tinompo amung dadi cobo(seberat apapun cobaan yang diterima manusia jika dijalani dengan lapang dada akan diperoleh hikmah yang tidak terkira.) 

2. Sak apik-apike wong yen aweh pitulungan kanthi dhedhemitan (Sebaik-baiknya manusia jika memberikan pertolongan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tidak perlu diketahui orang lain). 

3. Aja waton ngomong ning ngomong kang ngango waton (jangan suka berbuat jelek pada sesama berbuatlah kebajikan pada sesama). 

4. Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gawe senenge liyan (jangan suka mencelakakan orang lain, tidak ada jeleknya membuat senang orang lain). 

5. Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa (jangan merasa diri paling super, tapi sadar diri dan sadar akan keberadaan orang lain). 6. Ngundhuh wohing pakarti, sapa nandur bakal ngundhuh (segala darma pasti akan berbuah, apapun perbuatan yang kita lakukan pasti akan kembali pada diri kita sendiri).


Arti dan Makna Lambang PSHT



1. Segi empat panjang
- Bermakna Perisai.
2. Dasar Hitam
- Bermakna kekal dan abadi.
3. Hati putih bertepi merah
- Bermakna cinta kasih ada batasnya.
4. Merah melingkari hati putih
- Bermakna berani mengatakan yang ada dihati/kata hati
5. Sinar
- Bermakna jalannya hukum alam/hukum kelimpahan
6. Bunga Terate
- Bermakna kepribadian yang luhur
7. Bunga terate mekar, setengah mekar dan kuncup.
- Bermakna dalam bersaudara tidak membeda-bedakan latar belakang
8. Senjata silat
- Bermakna pencak silat sebagai benteng Persaudaraan.
9. Garis putih tegak lurus ditengah-tengah merah
- Bermakna berani karena benar, takut karena salah
10. Persaudaraan Setia Hati Terate
- Bermakna mengutamakan hubungan antar sesama yang tumbuh dari hati yang tulus, ikhlas, dan bersih.
- Apa yang dikatakan keluar dari hati yang tulus.
- Kepribadian yang luhur.
11. Hati putih bertepi merah terletak ditengah-tengah lambang
- Bermakna netral